S
|
emarang
– Minggu, 16 Maret lalu, Mahasiswa Rembang Universitas Semarang (MAHRUS)
menjadi tuan rumah dalam rangka “Menjalin Silaturrahmi” antar organda yang
tergabung dalam Keluarga Rembang Besar Rembang Semarang (KBRS). Yang bertempatkan
di aula Pondok Tahafudhul Qur’an Roudlatul Muhsinin Dempel Kidul Semarang.
Dalam rangka menjalin hubungan baik sekaligus meningkatkan dan menguatkan
komitmen bersama untuk turut serta dalam mewujudkan kota rembang yang lebih
baik, maka diperlukan koordinasi yang baik pula dalam mewujudkan hal tersebut. Acara yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang
notabene merupakan aktifis rembang dari berbagai kampus diantaranya USM, UNDIP,
IAIN, UNNES, IKIP, dan AMNI berlangsung kurang selama lebih 3 (tiga) jam. Selain
itu menanggapi masa PEMILU yang semakin dekat supaya menggunakan hak pilih
sebagai pemilih dengan sebaik mungkin, mengutip sambutan ketua KBRS, Nur Hasim.
Tak sampai disitu, seusai acara seluruh anggota Keluarga
Rembang Besar Rembang Semarang (KBRS) melanjutkan wujud kepeduliannya dengan
kegiatan Baksos di Panti Asuhan Cacat Ganda Al Rifdah di Jalan Taman Tlogo
Mulyo Pedurungan. Sembako dan baju keren pakai yang sebelumnya sudah
dipersiapkan sejak penggalangan dana korban banjir ini merupakan sedekah dari
dari berbagai simpatisan.
Panti asuhan yang dirintis Ibu Rahma Fahradia sejak tahun
2006 ini menampung anak berkebutuhan khusus mulai dari bayi umur 3 tahun hingga
anak-anak remaja yang cacat mental. Berbekal pengalaman selama menjadi relawan
dinas sosial yang mengurusi anak jalanan serta pengorbanan dan keinginannya
yang gigih ini dilakukannya sejak menjadi relawan dinas sosial waktu lalu. “
Dulu saya relawan dinas sosial, yang mengumpulkan anak-anak yang kurang mampu,
anak-anak yang berkebutuhan khusus. Namun lama-lama ingin medirikan panti
sendiri atas bekal dan pengalaman saya menjadi relawan”, ujar ibu rahma.
Anak-anak cacat ganda atau berkebutuhan khusus yang
dulunya berjumlah 18 anak kini bertambah menjadi 26 anak, 22 adalah anak-anak
dan 4 adalah balita. Dan semuanya adalah anak- anak cacat seperti Hidrosefalus, sipi, autis, indigo,
keterbelakangan mental, dll. Dari jumlah 26 anak hanya 2 anak yang bisa
berbicara dan 9 anak sekolah di SLB Supriyadi. Selain sekolah, kegiatan rutin
lain yaitu terapi di Rumah Sakit Supriyadi.
Anak-anak yang ada di panti tersebut adalah anak-anak
yang terjaring razia oleh Polisi maupun Satpol PP serta orang tua yang tak
sanggup mengurus dengan keadaan yang tidak normal. Berkat perjuangan ibu Rahma
hingga sekarang ini, anak-anak tersebut menjadi terpenuhi kasih dan sayangnya
oleh orang-orang sekitar dan orang-orang yang peduli terhadapnya. “ sejak awal
berdiri hingga sekarang sudah 3 kali saya diusir oleh warga sekitar sini,
karena malu punya tetangga yang cacat seperti mereka, tapi saya tetap
bertahan”, keluh ibu rahma.
Anak-anak sangat senang dengan kedatangan orang-orang
yang mau mengasihi dan peduli terhadap mereka. Dengan ramahnya anak-anak
mengulurkan tangan untuk saliman, bercanda tawa, dan berusaha untuk
berkomunikasi dengan bahasa isyarat
tangan. Mahasiswa KBRS pun tidak menyia-yiakan waktu mereka dengan bermain,
bercanda, dan berfoto bersama. Dengan ini diharapkan orang-orang untuk peduli
terhadap saudara kita yang lebih membutuhkan kasih sayang kita dan menjadikan
rasa syukur atas kelengkapan fisik dan kesehatan yang Tuhan berikan saat ini.
(rbk)
0 comments:
Post a Comment