photo web_zpsfdf42edb.jpg
Tuesday 25 March 2014

19:16
S
emarang – Minggu, 16 Maret lalu, Mahasiswa Rembang Universitas Semarang (MAHRUS) menjadi tuan rumah dalam rangka “Menjalin Silaturrahmi” antar organda yang tergabung dalam Keluarga Rembang Besar Rembang Semarang (KBRS). Yang bertempatkan di aula Pondok Tahafudhul Qur’an Roudlatul Muhsinin Dempel Kidul Semarang. Dalam rangka menjalin hubungan baik sekaligus meningkatkan dan menguatkan komitmen bersama untuk turut serta dalam mewujudkan kota rembang yang lebih baik, maka diperlukan koordinasi yang baik pula dalam mewujudkan hal tersebut.  Acara yang dihadiri oleh seluruh mahasiswa yang notabene merupakan aktifis rembang dari berbagai kampus diantaranya USM, UNDIP, IAIN, UNNES, IKIP, dan AMNI berlangsung kurang selama lebih 3 (tiga) jam. Selain itu menanggapi masa PEMILU yang semakin dekat supaya menggunakan hak pilih sebagai pemilih dengan sebaik mungkin, mengutip sambutan ketua KBRS, Nur Hasim.
Tak sampai disitu, seusai acara seluruh anggota Keluarga Rembang Besar Rembang Semarang (KBRS) melanjutkan wujud kepeduliannya dengan kegiatan Baksos di Panti Asuhan Cacat Ganda Al Rifdah di Jalan Taman Tlogo Mulyo Pedurungan. Sembako dan baju keren pakai yang sebelumnya sudah dipersiapkan sejak penggalangan dana korban banjir ini merupakan sedekah dari dari berbagai simpatisan.
Panti asuhan yang dirintis Ibu Rahma Fahradia sejak tahun 2006 ini menampung anak berkebutuhan khusus mulai dari bayi umur 3 tahun hingga anak-anak remaja yang cacat mental. Berbekal pengalaman selama menjadi relawan dinas sosial yang mengurusi anak jalanan serta pengorbanan dan keinginannya yang gigih ini dilakukannya sejak menjadi relawan dinas sosial waktu lalu. “ Dulu saya relawan dinas sosial, yang mengumpulkan anak-anak yang kurang mampu, anak-anak yang berkebutuhan khusus. Namun lama-lama ingin medirikan panti sendiri atas bekal dan pengalaman saya menjadi relawan”, ujar ibu rahma.

Anak-anak cacat ganda atau berkebutuhan khusus yang dulunya berjumlah 18 anak kini bertambah menjadi 26 anak, 22 adalah anak-anak dan 4 adalah balita. Dan semuanya adalah anak- anak cacat seperti Hidrosefalus, sipi, autis, indigo, keterbelakangan mental, dll. Dari jumlah 26 anak hanya 2 anak yang bisa berbicara dan 9 anak sekolah di SLB Supriyadi. Selain sekolah, kegiatan rutin lain yaitu terapi di Rumah Sakit Supriyadi.
Anak-anak yang ada di panti tersebut adalah anak-anak yang terjaring razia oleh Polisi maupun Satpol PP serta orang tua yang tak sanggup mengurus dengan keadaan yang tidak normal. Berkat perjuangan ibu Rahma hingga sekarang ini, anak-anak tersebut menjadi terpenuhi kasih dan sayangnya oleh orang-orang sekitar dan orang-orang yang peduli terhadapnya. “ sejak awal berdiri hingga sekarang sudah 3 kali saya diusir oleh warga sekitar sini, karena malu punya tetangga yang cacat seperti mereka, tapi saya tetap bertahan”, keluh ibu rahma.
Anak-anak sangat senang dengan kedatangan orang-orang yang mau mengasihi dan peduli terhadap mereka. Dengan ramahnya anak-anak mengulurkan tangan untuk saliman, bercanda tawa, dan berusaha untuk berkomunikasi dengan bahasa  isyarat tangan. Mahasiswa KBRS pun tidak menyia-yiakan waktu mereka dengan bermain, bercanda, dan berfoto bersama. Dengan ini diharapkan orang-orang untuk peduli terhadap saudara kita yang lebih membutuhkan kasih sayang kita dan menjadikan rasa syukur atas kelengkapan fisik dan kesehatan yang Tuhan berikan saat ini. (rbk)

0 comments:

Post a Comment