photo web_zpsfdf42edb.jpg
Monday 23 June 2014

10:52


REMBANG - Belasan orang yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Rembang, Sabtu (21/6) pagi menggelar aksi solidaritas di Bundaran Tugu Pasar Kota Rembang. Mereka turut menolak rencana pendirian pabrik semen di wilayah Kecamatan Gunem.
Aksi dilakukan dengan berorasi dan membentangkan spanduk bernada penolakan pabrik semen seperti “stop pabrik semen”, “Ganjar segera turun tangan”, dan “aparat harus netral ayomi masyarakat”.
Widad, salah satu peserta aksi menganggap lokasi penambangan dan pabrik semen melanggar aturan. Sebab, lokasi penambangan berada di kawasan lindung, sedangkan tapak pabrik berada di luar peruntukan kawasan industri besar yang diatur oleh Perda Tata Ruang Rembang.
Arus lalu lintas dari Jalan Pemuda, Jalan Kartini, dan Jalan Selamet Riyadi Kota Rembang, sempat tersendat akibat aksi tersebut. Beruntung polisi segera datang untuk melakukan pengaturan, sehingga kemacetan total tidak terjadi.

Ahmad Yoki Febrima, peserta lain dari aksi tersebut menambahkan, pabrik semen di Rembang berpotensi merugikan. Bukti ditemukannya 109 mata air, 49 gua, dan empat sungai bawah tanah yang masih mengalir, disinyalir akan rusak, jika dilakukan penambangan.
Aktivis Komunitas Mahasiswa Pecinta Alam dari STIE YPPI Rembang menuntut kepada Kementerian Lingkungan Hidup agar mengevaluasi Amdal pabrik semen. Mereka juga menuntut kepada Kementerian Kehutanan agar mengevaluasi izin prinsip penggunaan kawasan hutan.
Selain dari unsur mahasiswa, unsur aktivis lingkungan dari Pecinta Alam Semesta Pandangan Rembang, juga turut dalam aksi solidaritas kali ini. Setelah selesai orasi dan meninggalkan spanduk bernada penolakan di sekeliling pagar Bundaran Tugu Pasar, mereka membubarkan diri.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia Agung Wiharto mengaku memahami aksi sebagian warga yang masih belum bisa setuju dengan pendirian pabrik semen. Agung menyatakan belum akan merespon lebih jauh tuntutan warga penolak pabrik semen.
Dia pun menyindir, perusahaan semen milik Negara sendiri, seolah dipersulit berkembang. Sementara perusahaan semen dari asing, begitu mudah saat akan berinvestasi di suatu daerah. Padahal Agung mengklaim, Semen Indonesia paling pro-lingkungan. (Pujianto)

Sumber : MataAir Radio.net

0 comments:

Post a Comment